Sinopsis Film "Skakmat" (2015), Film Action Berbalut Komedi

Produksi: MNC PICTURES
Executive Producer: Affandi Abdul Rachman
Producer: Affandi Abdul Rachman
Producer Kreatif: Lukman Sardi
Sutradara: Ody C Harahap
Skenario: Salman Aristo
Pemain: Donny Alamsyah (Dito), Tanta Ginting (Jamal), Hannah Al Rashid (Mami Tuti), Cecep Arif Rahman (Bos Tanah Tinggi)

Sinopsis:
Jamal (Tanta Ginting), seorang tukang ojek yang hobi main catur, bermimpi ingin membuka usaha cuci motor di dekat pangkalan ojeknya. Rodiah, ibu Jamal, mengancam jika Jamal tidak segera mengubah hidupnya, tanah keluarga yang menjadi jatah Jamal akan menjadi milik sepupunya. Dalam urusan asmarapun Jamal mendapatkan tantangan dari orang tua Mirna (Andi Anissa) karena pekerjaannya yang tidak jelas.

Suatu hari Jamal diminta Ivan, yang dikenalnya secara tidak sengaja, untuk mengantar Dito (Donny Alamsyah), kurir heroin, ke Bos Tanah Tinggi (Cecep Arif Rahman). Jamal diberi uang muka 10 juta dan imbalan 90 juta jika sanggup menyelesaikan tugasnya. Karena belum pernah melihat uang sebanyak itu, Jamal langsung menyanggupinya.

Sementara disisi lain Ivan tahu bahwa Dito juga sedang diincar oleh Mami Tuti (Hannah Al Rashid), seorang bandar judi yang dendam pada Dito karena membuat adiknya patah hati dan menjadi junkie. Setelah memberikan tugas ini ke Jamal, Ivan kabur ke Hong Kong bersama istrinya untuk menghilang dari pantauan Bos Tanah Tinggi.

Mengantar Dito ternyata tidak semudah bayangan Jamal. Mereka berdua harus menghadapi anak buah Mami Tuti yang memang diperintahkan juga untuk memburu Dito. Arini, anak Dito, adalah alasan Dito untuk menghentikan Bos Tanah Tinggi yang akan menyebarkan heroinnya ke dalam permen. Dito takut kalau Arini menjadi korbannya. Ditemani Jamal, Dito pulang ke rumahnya untuk bertemu Arini. Perlakuan Jamal agar Dito terlihat layak di depan ibu dan anaknya membuat ibu Dito terenyuh.

Sumber: http://www.bintang.com/film/read/2375460/review-film-skakmat-kombinasi-cerita-laga-dan-tawa-yang-pas

Sinopsis Film "Bulan Terbelah di Langit Amerika" (2015)

Genre : Drama
Studio : Maxima Pictures
Sutradara : Rizal Mantovani
Produser : Ody Mulya Hidayat
Penulis Naskah : Hanum Salsabiela Rais
Pemain :
Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Nino Fernandez, Hannah Al Rasyid, Rianti Cartwright
Tanggal Rilis : 5 Desember 2015

Film diangkat dari novel best seller berjudul sama karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, menceritakan tentang kisah petualanan tokoh bernama Hanum dan Rangga ketika di Amerika dengan background tragedi 11 September. Meskipun sudah lama berlalu, peristiwa yang dikenal dengan sebutan Black Tuesday masih terekam dalam ingatan kita. Amerika dan Islam, bak dua kutub yang tolak-menolak. Islam menjadi pesakitan, julukan teroris kemudian melekat bagi setiap penganutnya. Dunia seakan mengidap Islamophobia berjamaah. Penyakit itu menular dari satu negara ke negara lain. Dunia begitu sensitif dengan segala hal yang berbau Islam: lihat saja betapa ketatnya pemeriksaan di bagian imigrasi terhadap penumpang (yang dicurigai) beragama Islam (bisa dibaca di buku Berjalan di Atas Cahaya).

Sementara itu muslimah dengan ketabahan sekokoh baja menahan amarah ketika diteriaki teroris lantaran mengenakan pakaian takwa. Belum lagi umat Islam harus mengurut dada atas penghinaan yang ditujukan kepada junjungan mereka Nabi Muhammad SAW. Di lain cerita ada kelompok mengaji yang aktivitas pengajiannya dicurigai sebagai bentuk perencanaan peledakan bom di sejumlah tempat. Islam divonis sebagai pihak yang bertanggung jawab atas segala bentuk terorisme yang terjadi di muka bumi. Muncul pertanyaan, Would the world be better without Islam? Apakah dunia akan lebih baik tanpa Islam?

Sumber: Dakwatuna

Sinopsis Film Vantage Point (2008), Alurnya Unik

Film Vantage Point merupakan sebuah film bergenre Action, Crime yang dibuat oleh Pete Travis. Terdapat nama Forest Whitaker sebagai salah pemainnya, dia bermain sebagai Howard Lewis yang merupakan seorang turis Amerika. Selain Forrest Whitaker terdapat juga nama Dennis Quaid, Matthew Fox, William Hurt, serta Sigourney Weaver.

Film aksi thriller Amerika yang disutradarai oleh Pete Travis dan ceritanya ditulis oleh Barry L. Levy ini bercerita tentang penembakan Presiden Amerika di Spanyol saat akan mengadakan konferensi tentang perlawanan terhadap teroris. Presiden AS yang akan berpidato tentang perdamaian ditembak dari jarak jauh sesaat sebelum memulai pidatonya. Semuanya panik dari mulai warga yang menyaksikan, jurnalis dan tim keamanan US Secret Service yang merasa kecolongan. Tidak sampai disitu, setelah penembakan, sebuah bom meledak dari arah bawah podium.
Para petugas keamanan setempat berjuang untuk mengendalikan keadaan yang sudah terlanjur rusuh, sambil mencari siapa pelaku terorisme ini, scene kejar-kejaran pun terjadi yang dibuat oleh Pete Travis dengan cukup baik.

Keunikan film ini menghadirkan alur dengan sudut pandang dari lima orang yang terlibat disana. Setelah kita ditunjukkkan perspektif dari satu tokoh, terus tiba-tiba filmnya rewind ke momen awal dengan perspektif tokoh berikutnya, begitu seterusnya sampai penonton mendapatkan detail-detail dari rencana pembunuhan itu, dan akhirnya tahu siapa pelakunya.
Alur (sudut pandang) pertama diambil dari sudut pandang Rex (Sigourney Weaver), seorang jurnalis berita yang sedang menyiarkan secara live presiden ashton yang sedang berkunjung ke Eropa. Alur (sudut pandang) kedua diambil sudut padang Thomas (Dennis Quaid), seorang bodyguard yang sangat waspada terhadap keselamatan Presiden, ia ingin memperbaiki citra setelah tahun lalu sempat kecolongan.
Alur (sudut pandang) ketiga diambil sudut pandang Enrique (Noriega),seorang polisi yang harus menjalankan tugas untuk membawa sebuah bom karena situasi dari seorang wanita.
Alur (sudut pandang) keempat diambil sudut pandang Howard (Forrest Whittaker),warga Amerika yang berlibur ke Eropa seorang diri, ia membawa sebuah kamera dan berhasil mendapat sedikit petunjuk untuk polisi disana membuka kasus ini.
Alur (sudut pandang) kelima diambil sudut pandang presiden Ashton (William Hurt), Presiden belajar dari kesalahan yang ternyata menggunakan orang lain yang mirip tentunya untuk menggantikan dirinya berpidato. Film ini termasuk film dengan plot cerita yang unik, dan asik untuk ditonton.

Genre : Action, Thriller
Director : Pete Travis
Writer : Barry L. Levy
Stars : Dennis Quaid, Matthew Fox, Forest Whitaker, William Hurt, Sigourney Weaver

Sumber: http://sinopsis-film-keren.blogspot.co.id/2015/05/sinopsis-film-vantage-point.html

Sinopsis dan Ulasan Film 'Unknown" (2011), Kehilangan Identitas

UNKNOWN : Hilang Ingatan Dualisme Identitas
Quotes:
Dr. Martin Harris: For a moment they had me convinced that I was crazy. But when they came to take me, when they killed your friend, I knew.


Sebelumnya mungkin anda ingat dengan sebuah film, yang menceritakan tentang ayah yang berusaha menyelamatkan putrinya dari dunia prostitusi Perancis? Jika anda ingat dengan filmnya, pasti anda juga ingat dengan aktor yang memerankan sang ayah. Yep, its Liam Neeson. Neeson kembali lagi dengan film yang bergenre sama, namun dengan cerita yang jauh berbeda. Film terbarunya itu berjudul Unknown. Unknown tidak hanya dibintangi oleh Neeson, namun film ini juga dibintangi Diane Kruger dan January Jones. Untuk penyutradaraannya, Unknown disutradarai oleh Jaume Collet-Serra. Jaume adalah seorang sutradara asal Spanyol, yang sebelumnya pernah menyutradarai House Of Wax Remake dan Orphan.

Unknown diadaptasi dari novel berjudul Hors de Moi, yang ditulis oleh seorang penulis asal perancis bernama Didier Van Cauwelaert.

Dr. Martin Harris (Liam Neeson) pergi ke Berlin, Jerman bersama sang istri Liz (January Jones) untuk menghadiri sebuah konfrensi international. Setelah sampai di Berlin, akhirnya mereka pergi ke Hotel untuk beristirahat. Namun sesampainya di Hotel, pada barang diangkat, Harris menyadari bahwa ada koper yang tertinggal di Bandara. Untuk itu Harris memutuskan meninggalkan sang istri di Hotel dan ia langsung menuju kembali ke bandara untuk mengambil koper yang tertinggal itu. Namun ketika di tengah perjalanan, taksi,yang ia tumpangi mengalami kecelakaan.
Selama 4 hari Harris tidak sadarkan diri. Namun setelah itu, Harris menyadari bahwa ia sudah berada di sebuah rumah sakit dan di bawah perawatan seorang dokter. Setelah kembali mengingat, jika sang istri berada di daerah yang belum pernah dikunjungi, akhirnya Harris memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit dan kembali ke Hotel. Sesampainya di Hotel Harris akhirnya bertemu dengan Liz, namun ada yang harus diterima oleh Harris, kalau saat ini Liz sudah tidak mengenali sosok Harris. Dan ketika pembicaraan tersebut, Liz memperkenalkan sesosok pria, pria tersebut memiliki nama dan kepribadian yang sama dengan Harris. Liz memperkenalkan pria tersebut sebagai suaminya. Harris kini bingung dengan apa yang terjadi, ia merasa semua ini seperti sebuah konspirasi dan perancanaan dan ia juga merasa bahwa sang istri berada di bawah ancaman. Namun akankah Harris dapat mengembalikan kehidupannya, seperti sedia dulu kala?

Untuk penilaiannya, Unknown adalah film action yang dari segi cerita tidak terlalu original menurut saya. Saya merasa bahwa cerita dari film ini, telah mengambil beberapa part dari film-film yang bergenre sama. Akting Neeson di film ini saya bilang bagus, ia bisa mengikuti cerita dengan baik. Namun penampilannya di film ini masih jauh dari penampilan sebelumnya di Taken yang terlihat jauh lebih stunning. January Jones sebagai sang istri pun, berakting dengan baik. Melihat Kruger di film ini, seperti membawa kembali memory saya ketika ia memerankan seorang wanita yang dibebaskan dirinya oleh sang suami di Anything For Her. Namun aktingnya di film ini saya rasa tidak teralu bagus, aktingnya terlihat begitu standar dibandingkan film-film dia sebelumnya (Sumber).

Cast:
Aktor berusia 59 tahun ini terakhir mengisi suara Azlan dalam The Chronicles of Narnia: The Voyage of the Dawn Treader (2010), Liam Neeson bermain sebagai Dr. Martin Harris
Memulai karirnya lewat serial televisi Duelles (2002), Diane Kruger berperan sebagai Gina
January Jones sebagai Elizabeth Harris
Aidan Quinn sebagai Martin B
Bruno Ganz sebagai Ernst Jürgen
Frank Langella sebagai Rodney Cole
Sebastian Koch sebagai Professor Leo Bressler
Director:
Merupakan film keempat bagi Jaume Collet-Serra setelah terakhir kali sukses mencabik-cabik perasaan lewat The Orphan (2009).
Diproduksi oleh Warner Bros Pictures yang berkolaborasi dengan beberapa perusahaan lainnya dimana tanggal rilis di Amerika Serikat adalah 16 Februari 2011 yang lalu.

Ulasan Databasefilm:
Dua alasan saya menyaksikan film ini adalah faktor sutradara dan jajaran castnya terutama aktor aktris utama. Jaume Collet-Serra meskipun filmografinya belum banyak tapi sudah mampu menghasilkan karya-karya yang intriguing. Tidak peduli jika seorang Liam Neeson dikatakan terlalu banyak bermain dalam film-film sejenis sebelumnya, ia tetaplah aktor watak yang handal dalam menerjemahkan peran-peran yang ditawarkan kepadanya.
Diangkat dari novel berjudul “Out of My Head” karya Didier Van Cauwelaert, duet penulis Oliver Butcher dan Stephen Cornwell menerjemahkan bagian demi bagian dengan runut. “Who am I?” di bagian opening akan membuat anda sama blanknya dengan karakter Dr. Martin Harris. Pemaparan sekuensi yang cermat berhasil menjaga intensitas cerita sekaligus memaksa penonton untuk tetap antusias menyaksikannya hingga akhir.
Film ini lebih tepat dikategorikan suspense mystery daripada action thriller. Terlepas dari berbagai adegan aksi seru yang disematkan, tidak menjadi fokus utamanya. Jalinan kisahnya yang tidak mudah ditebak karena berbagai twist yang disisipkan membuat kita menerka-nerka akankah tokoh Dr. Martin Harris akan sukses menemukan jawaban pada akhirnya? Apa yang kita pikirkan A ternyata berbalik menjadi B, begitu seterusnya hingga seluruh rangkaian teka-teki terjawab di bagian penutupnya.

Sutradara Collet-Serra manyajikan berbagai elemen thriller yang baik layaknya pembatas buku. Lihat saja adegan pembuka kecelakaan mobil yang membuat Neeson mengalami amnesia, sangat realistis! Atau kejar-kejaran mobil di tengah kota yang mengasyikkan walau disyut tidak terlalu detil dari sisi antagonisnya. Sinematografi ciamik dihadirkan Flavio Martínez Labiano dengan nuansa abu-abu, atmosfir kering yang melambangkan cuacana Jerman yang dingin bersalju.
Penampilan Neeson mungkin mengingatkan anda pada Taken (2008). Bedanya ia ‘hilang ingatan’ disini tetapi tetap sama tangguhnya dengan peran ‘singa terluka’ disana. Salah satu aktris fave saya, Kruger di luar dugaan tidak hanya menjadi sidekick belaka. Gina tergolong superwoman yang mampu meloloskan diri dari bahaya sekaligus menyelamatkan sang superhero. Awesome! Sedangkan Jones lumayan mencerahkan sebagai ‘istri’ Dr. Martin Harris yang anggun.
Unknown bukanlah film ambisius yang ingin mencetak dollar ataupun meraup penghargaan internasional dengan kekuatan cerita dan karakterisasinya. Kemudahan antagonis melacak protagonis untuk kemudian memberinya nafas panjang sebelum menghabisinya tampak masih kurang logis. Selebihnya trio produser Leonard Goldberg, Andrew Rona dan Joel Silver benar-benar seperti mengajak penonton membaca sebuah novel seru, lembar per lembar untuk memecahkan misteri terselubung itu.

Acara TV yang Bermasalah karena Menghina

Sebagai televisi nasional, tentu Trans TV memiliki kewajiban menyuguhkan acara dan konten yang berkualitas. Namun sayangnya beberapa acara berikut mendapatkan masalah karena dianggap menghina atau melecehkan. Acara Trans Tv apa saja yang pernah bermasalah?

Extravaganza

Extravaganza dinilai bermasalah karena mengandung muatan yang vulgar, menyiratkan seks, menampilkan adegan yang melecehkan perempuan, tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan dan tidak mencantumkan kualifikasi acara, acara ini sempat booming dan melahirkan artis seperti Tora Sudiro, Sogi, Indra Birowo, Omesh, dan masih banyak lagi. Acara inipun sudah tidak lagi tayang sejak 2009 silam.

YKS

Di antara semua program Trans, mungkin program inilah yang paling banyak mendapat sorotan. Program YKS sebelumnya mendapat sanksi administratif berupa teguran pertama pada 3 Januari 2014, teguran kedua pada 5 Februari 2014, dan pengurangan durasi pada 13 Maret 2014. Puncaknya, saat acara ini dianggap menghina legenda Betawi, Benyamin S.

Lahiran Rafathar

Tidak hanya program reguler, program reality seperti acara pernikahan Raffi-Gigi, hingga lahiran Rafathar juga tak luput dari masalah. Tayangan yang belakangan mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ini ternyata mendapat tanggapan serupa dari Rudiantara (Menkominfo), dalam berita yang dirilis di situs resmi Kominfo.go.id , Rudiantara memberi dukungan terhadap KPI.

"Pertama, sebagai masyarakat tentu saya sangat menyayangkan program yang hadir tidak berkualitas. Kedua, sebagai menteri saya mendukung penuh atas kebijakan KPI untuk menegur stasiun televisi tersebut," ujar sang menteri.

Happy Show

Terakhir, acara Happy Show akan segera mendapatkan teguran dari KPI terkait pelecehan yang dilakukan oleh Raffi Ahmad terhadap profesi wartawan. Lelucon yang dilempar oleh Raffi Ahmad berbuntut pada teguran yang akan disampaikan KPI pada team produksi Happy Show.
"KPI putuskan beri sanksi program Happy Show karena melecehkan profesi wartawan," ujar Idy Muzzayad selaku Wakil Ketua KPI Pusat kepada Okezone lewat sambungan telepon.

Sebenarnya, hampir semua stasiun TV pernah mengalami penghentian ataupun kritikan atas acara yang ditayangkan. Hanya kebetulan saja, posting ini membahas tentang TransTV.

Sumber: Okezone

Sinopsis Film "SITI" (2015)

SITI

Jenis Film : Drama
Produser : Ifa Isfansyah
Sutradara : Eddie Cahyono
Penulis : Eddie Cahyono
Produksi : Fourcolours Films
Durasi: 88 minutes
Casts
Ibnu Widodo
Bintang Timur
Titi Dibyo
Haydar Saliz
Delia Nuswantoro
Sekar Sari

SINOPSIS

Bercerita kehidupan satu hari seorang perempuan bernama Siti (Sekar Sari), 24 tahun. Siti adalah seorang ibu muda, yang harus mengurusi ibu mertuanya, Darmi (Titi Dibyo), anaknya, Bagas (Bintang Timur Widodo), dan Suaminya, Bagus (Ibnu Widodo “Gundul”). Bagus mengalami kecelakaan saat melaut setahun yang lalu, mengakibatkan tubuhnya mengalami kelumpuhan. Kapal Bagus yang baru dibeli dengan uang pinjaman hilang di laut. Siti harus berjuang untuk menghidupi mereka dan membayar hutang pada pak Karyo (Chatur Stanis).

Disaat keadaan makin terjepit, Siti terpaksa bekerja siang dan malam. Pada siang hari Siti berjualan Peyek Jingking di Parangtritis. Malam hari Siti bekerja sambilan sebagai pemandu karaoke untuk menambah penghasilan. Bekerja sebagai pemandu karaoke membuat Bagus tidak suka pada Siti dan membuatnya tidak mau bicara lagi dengan Siti. Keadaan ini membuat Siti frustasi. Gatot (Haydar Saliz), seorang polisi yang dikenal Siti di tempat karaoke menyukai Siti sejak lama dan ingin menikahinya. Gatot meminta Siti untuk meninggalkan suaminya. Siti dalam kebimbangan. Tekanan hidup membuat Siti harus memilih.

Sumber: 21cineplex.com

Sinopsis Film "Nay" (2015)

Film Drama Indonesia "Nay" 2015 merupakan film yang berasal dari Indonesia dengan genre Drama. Film ini disutradarai oleh Djenar Maesa Ayu dan diproduseri oleh Rumah Karya Sjuman. Film Drama ini dibintangi oleh artist terkenal Indonesia seperti Sha Ine Febrianti, Cinta Ramlan, dan Niniek L Karim. Film ini mulai tayang pada tanggal 19 November 2015.

Sinopsis Film Nay (2015)

Film Drama "Nay" bercerita tentang seseorang perempuan yang sedang menginjak ke usia pertengahan kepala tiga, mendapati dirinya berbadan dua. Namun Ben, kekasih Nay yang hidupnya bergantung kepada ibunya, seperti tidak tahu apa yang mesti dilakukan kepada calon bayinya. Di saat yang bersamaan, Nay mendapatkan tawaran untuk berperan dalam sebuah produksi layar lebar dan hal ini membuat Nay bingung dan tidak yakin harus mengambil keputusan apa. Ditambah lagi, Nay memiliki masa lalu yang kelam dulunya.

Ayah Nay meningalkan Ibu Nay semenjak Nay berada didalam kandungannya, sementara itu pacar ibu Nay memerkosanya. Di sebuah perjalanan mobil, Nay harus mengambil keputusan penting didalam hidupnya. Menjadi calon ibu atau menggugurkan kandungannya. Berserah diri pada masa lalu atau tidak.

Review Film Nay (2015)

Film garapan Sutradara Djenar Maesa Ayu ini akan menampilkan kisah kelam yang dimiliki oleh Nay yang hidupnya selalu susah. Dimulai dari ayahnya yang meninggal semenjak Ibunya mengandungnya sampai ia harus mengambil keputusan penting untuk menyelamatkan hidupnya.

Nay memiliki suami bernama Ben, namun suaminya tidak peduli dengan apa yang dilakukannya kepada bayi mereka. Sangat sulit hidup Nay, namun harus dijalaninya demi masa depan yang cerah.


Detail Cast and Crew Film Nay (2015)

Genre : Drama
Produser : Djenar Maesa Ayu
Sutradara : Djenar Maesa Ayu
Penulis : Djaenar Maesa Ayu
Pemain Film :

Sha Ine Febriyanti
Cinta Ramlan
Niniek L. Kariem
Joko Anwar
Paul Agusta
Farishad Latjuba

Tanggal Rilis : 19 November 2015
Rumah Produksi : Rumah Karya Sjuman
Durasi : Menit
MPAA : Remaja (R 13+)
Negara : Indonesia

Sumber: pusatsinopsis.com

Sinopsis dan Review Film "A Copy of My Mind" (2015)

Film ini adalah kisah asmara dua insan berlainan jenis, Sari dan Alek. Sari, pendatang di Jakarta bekerja sebagai spa therapist di salah satu salon di Jakarta. Dia adalah penggemar film monster yang unik, termasuk di dalamnya monster “Bukan” – buaya dan ikan. Sedangkan Alek adalah penerjemah dan pembuat subtitle dari DVD bajakan yang sering dibeli Sari.

Keduanya bertemu tidak sengaja karena buruknya terjemahan DVD yang dibeli Sari dan keduanya jatuh cinta. Apakah sampai di sini saja? Tidak. Ada kejutan lain menanti Sari dan Alek.

Pemain dan Sutradara Film A Copy of My Mind

Film ini dibintangi oleh Tara Basro sebagai Sari dan juga Chicco Jerikho sebagai Alek. Dibintangi juga oleh Maera Panigoro sebagai Mrs. Mirna (sumber masalah dalam kisah cinta ini), Ario Bayu sebagai orang bayaran Mrs. Mirna. Naskah ditulis oleh Joko Anwar dan juga disutradari oleh Joko Anwar sendiri. Dengan soundtrack yang dikerjakan oleh Rooftopsound Records.
Review Film A Copy of My Mind – Kejujuran Kehidupan Jakarta

Saat mendengar nama Joko Anwar, pikiran saya melayang ke film Kala dan juga Modus Anomali (The Ritual) yang masuk dalam film Indonesia kesukaan saya. Tapi saat menonton film A Copy of My Mind ini, saya kecewa, karena tidak menemukan apa yang saya harapkan. Berbeda banget.

Film ini bukanlah film dengan gaya noir seperti Kala ataupun film penuh darah seperti Modus Anomali. Film ini benar-benar beda. Beda dalam cerita dan juga beda dalam hal pergerakan alur cerita. Tapi apakah saya kecewa? Gak banget. Film ini membuktikan kalau film Indonesia itu memiliki potensi untuk menjadi hebat.

Kejujuran Kehidupan Jakarta

Ini yang memang diangkat oleh Joko Anwar dalam film A Copy of My Mind ini. Sebuah realita, kenyataan kehidupan yang ada di Jakarta ini. Kita bisa melihatnya dalam adegan demi adegan yang menampilkan Tara Basro, bertolak belakang dari film Pendekar Tongkat Emas, seorang wanita pendatang di kota Jakarta untuk mengadu nasib dan penggemar film.

Dia sangat menyukai film dan membeli DVD bajakan untuk memenuhi hasrat nontonnya. Kita diajak keliling di daerah Pecinan Jakarta, pusat DVD Bajakan di Jakarta. Sama seperti dia, saya pun sering keliling daerah sana untuk mencari DVD (dulu).

Kita juga diajak menyelami daerah Jakarta yang padat dengan suara Adzan di mana-mana, kos-kosan yang padat dengan penghuni yang berasal dari berbagai daerah, melalui sosok Sari. Serta menyelami bagaimana para pendatang berusaha bertahan di kejamnya Ibukota.

Sari adalah sosok wanita cantik yang manis dan kemudian bertemu dengan Alek, sosok pria “preman” tanpa identitas yang bekerja sebagai penyulih bahasa DVD bajakan yang kita sering tonton (kita??? lo kali Feb). Keduanya menampilkan sosok asli penghuni Jakarta dalam bertahan hidup. Inilah memang kenyataan di Jakarta.

Melalui Alek, kita juga diajak menyelami sosok yang melakukan apa saja untuk bisa bertahan hidup di Jakarta yang liar ini. Sosok Alek ini sangat berbeda dengan sosok yang diperankan Chicco di Filosofi Kopi, walau sama-sama “preman”. Di sini, Alek tidak mengenal arti “mimpi”, seperti kebanyakan orang Indonesia yang berjalan begitu saja setiap hari – demi hidup.

Kejujuran Cinta

Dalam film ini pun, kita diajak untuk memahami kejujuran cinta melalui sosok Sari dan Alek. Sering kita mendengar desas desus bagaimana generasi muda sekarang lebih berani dalam berhubungan, di sini digambarkan oleh Joko Anwar dengan gamblang.

Adegan di mana keduanya menjalin kisah asmara, tidaklah seperti dalam Janji Joni yang penuh kesan puitis, tapi di sini lebih terbuka. This is reality – mungkin itu yang ingin disampaikan oleh Joko Anwar, yang sempat kesulitan dalam mendapatkan dana pembuatan film ini.

Alur Yang Lambat Dengan Gambar Yang…

Jujur, saya merasa film ini berjalan sangat lambat dalam scene demi scene. Kita diajak menyelami kehidupan Sari dan Alek terlebih dahulu hingga lebih dari paruh pertama film A Copy of My Mind ini. Dan akhirnya pada mendekati akhir, kita baru diajak berkenalan dengan “krisis”.

Bagaimana Sari mengambil DVD berisikan rekaman korupsi Mrs. Mirna yang membuat Alek ditangkap dan dianiaya. Bagaimana Sari menantikan di kos Alek dengan harap-harap cemas. Bagaimana bobroknya dunia politik Indonesia dimunculkan mendekati akhir film.

Apakah teknik alur yang lambat ini berhasil? Dalam hal memperkenalkan siapa Sari dan Alek, menurut saya sangat berhasil. Ditambah dengan pengambilan gambar yang terlihat dalam beberapa poster film ini sendiri, sangatlah super. Tidak terlihat kalau film ini diambil dengan kamera pinjaman tanpa lighting khusus.

Dengan soundtrack utama, Copy of Your Mind, film ini sederhana dan juga memenuhi ekspektasi saya dalam hal lain, yaitu dalam kepercayaan bahwa Indonesia bisa membuat film bermutu.
Harus Nonton Film A Copy of My Mind Gak?

Kalau saya bilang harus banget. Film ini adalah film yang patut dibanggakan oleh kita, masyarakat Indonesia, karena inilah realita kehidupan Indonesia, terutama Jakarta. Termasuk, betapa kita tidak peduli lagi dengan hiruk pikuk dunia politik juga disentil dalam film ini.

Akhirnya, saya bisa menutup review film A Copy of My Mind ini dengan nilai 4 dari 5 bintang dari saya. Kalian sudah menontonnya belum? Bersaing dengan film luar yang “menarik”, sepertinya harus buru-buru ke bioskop kalau ingin nonton.

Sumber: febriyanlukito.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Terbaru

.